Senin, 25 April 2011

PANTUN

Belajar Menulis Pantun - Dari Catatan Sekolah

Pantun merupakan salah satu karya sastra Melayu yang sampai sekarang masih dikembangkan. Kata pantun mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik. Pantun juga dapat berarti sindiran.
Zaman dahulu, pantun digunakan sebagai bahasa pengantar atau bahasa pergaulan.
Pantun dikenal di berbagai daerah, namun dengan nama yang berbeda. Di Jawa Tengah dikenal dengan parikan, di Toraja dikenal bolingoni, di Jawa Barat dapat ditemukan pantun dalam bentuk nyanyian doger, di Surabaya ludruk , di Banjarmasin tirik dan ahui ,
gandrung di Banyuwangi, dan di Makassar kelong-kelong. Selain merupakan ungkapan
perasaan, pantun dipakai untuk menghibur orang.


1. Ciri-ciri pantun
Pantun memiliki ciri-ciri tersebut, antara lain:
a. mempunyai bait dan isi,
b. setiap bait terdiri atas baris-baris,
c. jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas,
d. setiap bait terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi.
    Contoh: Pantun dua baris Anjing hutan suka melolong (sampiran) Jangan suka bicara bohong (isi) Pintu diketuk ada tamu (sampiran) Rajin membaca bertambah ilmu (isi) Pantun empat baris Desa sawah mulai menghijau (sampiran) Di tengah ada pematang (sampiran) Apa arti bertindak maju (isi) Kalau tanpa pemikiran matang (isi)
e. Bersajak ab ab


2. Bentuk dan jenis pantun
Pantun yang sering dipakai adalah pantun dua baris dan empat baris. Bentuk pantun bermacam-macam, misalnya: pantun anak-anak, pantun jenaka, pantun suka cita, pantun kiasan, pantun nasehat, pantun duka cita, pantun budi pekerti, pantun agama, dan lain-lain.
    Contoh:  Pantun anak Enak nian buah belimbing Mencari ke pulau sebrang Main bola ada pembimbing Binatang apa berhidung panjang? Pantun jenaka Orang mudik bawa barang Pakai kain jatuh terguling Kamu senang dilirik orang Setelah sadar ternyata juling Indah nian sinar mentari Purnama datang tak berbelah Melihat orang malas berlari Ternyata sandal tinggi sebelah Pantun sukacita Gurih nian ikan gurami Tambah nikmat dengan kacang Alangkah senang hati kami Panen raya telah datang Pantun kiasan Luas nian samudra raya Pagi-pagi nelayan melaut Tak berguna memberi si kaya Bagai menebar garam di laut Pantun nasihat Jalan-jalan ke Semarang Bawa bandeng tanpa duri Belajar mulai sekarang Untuk hidup kemudian hari Pantun dukacita Beras miskin disebut raskin Yang mendapat tak semua Aku ini anak miskin Harta benda tak kupunya Pantun budi pekerti Siapa yang tak simpatik Melihat bunga dahlia Kulit putih berwajah cantik Sudah ayu berhati mulia Pantun agama Minum susu di pagi hari Tambah nikmat tambah cokelat Pandai-pandai membawa diri Siapa tahu kiamat sudah dekat

3. Pantun berbalas
Pantun berbalas adalah pantun yang dimainkan dua kelompok. Kelompok tersebut dapat dikembangkan menjadi kelompok "pro" dan "kontra" atau kelompok gadis dan kelompok jejaka.
Jumlah anggota per kelompok tiga sampai lima orang. Berbalas pantun dipimpin oleh seorang moderator yang bertugas untuk menengahi permainan. Setiap sesi berbalas pantun harus mempunyai tema. Urutan berbalas pantun terdiri atas pembukaan, isi, dan penutup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar